PROGRAM KOLABORASI KONSERVASI

MANGROVE DUMARING

Pihak yang Terlibat

Pelaksanaan Program

Pendidikan dan

Kampanye Program

OBJEK KONSERVASI

Lokasi : Kampung Dumaring, Kecamatan Talisayan, Kabupaten Berau

Luas Area : 5 km garis pantai Teluk Berukang

TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM

• Pemulihan ekosistem, konservasi keanekaragaman hayati, atau pengelolaan sumber daya alam kawasan hutan Mangrove Dumaring.

• Memastikan bahwa area konservasi mangrove tepi pantai terlindungi dan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, untuk menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, sebagai penahan abrasi pantai, serta penyediaan habitat bagi keanekaragaman hayati.

SURVEI DAN PEMETAAN

Survei dan pemetaan wilayah mangrove untuk memahami kondisi saat

STRATEGI PELAKSANAAN PROGRAM

Untuk melindungi, merestorasi, dan mengembangkan area konservasi mangrove, yang dilaksanakan melalui program kolaborasi dengan mengakomodir kebutuhan ekosistem dan komunitas lokal.

Dalam mengembangkan area konservasi mangrove, Tim Program memetakan aspek bisnis sebagai penopang usaha masyarakat setempat. Yakni di bidang food and baverages melalui dibangunnya café de mangroop serta pusat pembibitan mangrove.

ini, termasuk jenis mangrove yang ada, topografi, dan faktor-faktor lingkungan lainnya.

Menggunakan drone untuk memantau semua area hutan mangrove.

PIHAK YANG TERLIBAT DALAM PROGRAM KOLABORASI

  1. Masyarakat Dumaring, Kelompok Nelayan Dumaring, warga pesisir

  2. Lembaga Pengelola Mangrove Dumaring

  3. Badan Usaha Milik Kampung Dumaring

  4. Pemerintah Kampung Dumaring

  5. Komunitas Konservasi Mangrove Pansela

  6. Eagle High Plantations ( EHP )

  7. PT Gagas Dinamiga Aksenta

  8. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Berau

  9. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Berau

  10. Kodim 0902 Berau

  11. Polres Berau

  12. KPHP Berau Pantai

  13. Bupati Berau

  1. Menyelamatkan hutan mangrove yang tersisa,

  2. Melakukan restorasi mangrove di areal yang dahulunya berupa hutan mangrove,

  3. Melindungi hutan mangrove yang tersisa dan tanaman mangrove hasil restorasi,

  4. Menemukan dan mengembangkan cara-cara terbaik untuk masyarakat memiliki kemampuan dan kemandirian dalam menjaga, merestorasi, dan melindungi hutan mangrove,

  5. Menemukan dan mengembangkan cara-cara terbaik pemanfaatan secara berkelanjutan sumberdaya alam di hutan mangrove untuk mengembangkan usaha-usaha masyarakat berbasis hutan mangrove yang menguntungkan, berkelanjutan, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

  6. Menjadikan mangrove Dumaring sebagai salah satu penggerak utama pembangunan ekonomi Kampung Dumaring.

  • PARTISIPATIF; Masyarakat sebagai pemilik sah hutan mangrove berhak dan bertanggung jawab mengelola, memanfaatkan, melindungi, serta melestarikannya. Bersama pemerintah kampung, mereka menjadi aktor utama dengan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas. Program konservasi dilaksanakan partisipatif sejak perencanaan hingga evaluasi guna memperkuat pemberdayaan dan kemandirian.

  • KOLABORATIF; Program dikembangkan melalui kolaborasi dengan pemerintah, dunia usaha, pendidikan, dan masyarakat untuk menyelamatkan, memulihkan, dan melindungi mangrove, mengembangkan usaha berbasis mangrove, serta meningkatkan kapasitas masyarakat agar mandiri mengelola dan memanfaatkannya secara berkelanjutan

  • MEMENADIRIKAN; Masyarakat adalah aktor utama pengelolaan dan pelestarian mangrove, sementara pihak lain hanya pendukung. Pendampingan bertujuan membangun pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan diri hingga masyarakat mandiri melindungi, memulihkan, mengelola, dan memanfaatkan mangrove secara berkelanjutan meski program bersifat sementara

6 MISI UTAMA PROGRAM KOLABORASI KONSERVASI MANGROVE

PENDEKATAN PROGRAM KOLABORASI KONSERVASI MANGROVE

  • Melaksanakan evaluasi berkelanjutan dan terukur untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil sesuai dengan perkembangan kondisi mangrove.

  • Memastikan alokasi dana dan sumber daya yang ditentukan, cukup untuk mendukung pengelolaan dan pengembangan area konservasi mangrove.

  • Menjalin komunikasi yang erat dan efektif dengan pihak-pihak terkait, untuk mencapai tujuan konservasi.

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM

Pelaksanaan kampanye dan pendidikan publik tentang konservasi Mangrove Dumaring, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mangrove dan betapa rentannya ekosistem ini terhadap ancaman.

PENDIDIKAN DAN KAMPANYE PROGRAM

UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN PROGRAM

  • Membangun dinding peredam gelombang dan pemerangkap lumpur.

    Dinding peredam gelombang dan pemerangkap lumpur berfungsi menurunkan energi gelombang dari laut serta menahan lumpur yang terhisap saat gelombang kembali, sehingga mencegah tumbangnya pohon mangrove akibat dorongan atau erosi substrat. Berbeda dari pemecah gelombang, desainnya berongga untuk meredam, bukan memecah gelombang. Modul pertama dibangun akhir 2022 di pesisir terbuka bekas hutan mangrove, berukuran 250 meter sejajar pantai dan 100 meter ke arah laut. Untuk melindungi seluruh bentangan mangrove 5,5 km, dibutuhkan 22 modul. Program Kolaborasi Konservasi Mangrove merancang modul, mendampingi melalui pelatihan, perencanaan partisipatif, dan coaching, serta menyediakan anggaran tahap awal. Pembangunan dilakukan oleh masyarakat setempat.

  • Mengembangkan usaha masyarakat berbasis mangrove

    Usaha perdana yang dipilih adalah ekoeduwisata mangrove bernama De Mangroop, sebagai lokomotif ekonomi kampung karena mampu menarik pengunjung dan menciptakan pasar bagi produk/jasa masyarakat. Dibangun hingga selesai November 2023 dan diresmikan Bupati Berau pada 22 Desember 2022, objek wisata ini memiliki jalur pedestrian, menara pandang, Cafe Bruguiera, dan Resto Avicennia. Pengelolaan dilakukan BUMK bersama Pokdarwis, dengan operasional kafe dan resto oleh pemuda setempat. Program juga memfasilitasi usaha produksi (kain ecoprint, bibit mangrove) dan jasa (paket pertemuan, pendidikan lingkungan, foto/video, penginapan) yang melibatkan Pokdarwis, PKK, dan Karang Taruna. Program Kolaborasi mendampingi melalui training, coaching, planning, dan problem solving, serta menyediakan modal awal dan modal kerja tahun pertama.

  • Membangun pusat pembibitan mangrove

    Pusat pembibitan mangrove seluas 8 unit (8×16 m) dan 1 unit (8×8 m) dengan kapasitas 350.000 bibit dibangun Agustus 2023 di lahan pasang surut, dikelola warga, dan dirancang Program Kolaborasi yang juga memberi modal awal. Produksi awal menggunakan Rhizophora mucronata karena kokoh, adaptif, dan mudah dirawat. Hingga kini dihasilkan 310.000 bibit, 90.000 telah ditanam di area rehabilitasi, dan 118.962 siap tanam. Unit usaha ini menjual bibit ke pemerintah, kampung lain, perusahaan, dan komunitas. Penyiraman sudah otomatis untuk efisiensi air dan operasional.

  • Menginisiasi restorasi melalui penanaman bibit pohon mangrove

    Penanaman perdana mangrove dilakukan Maret 2024 di areal modul dinding peredam gelombang yang dibangun 2022, melibatkan pemerintah kampung, tokoh masyarakat, tokoh adat, agama, perempuan, pemuda, siswa, serta didukung Koramil Talisayan dan KPHP Berau Pantai. Hingga September 2024, tertanam 90.900 bibit di area 3,5 ha, termasuk 23.000 bibit awal, dalam kondisi sehat dan berkembang baik. Target akhir program adalah 1.650.000 pohon di 55 ha pesisir sepanjang 5,5 km. Pelaksanaan penanaman bekerja sama dengan KTH Pansela, yang berpengalaman menanam mangrove di muara Sungai Bodo, Kebumen, yang kini menjadi kawasan wisata mangrove Pantai Logending.

PT Eagle High Plantations Tinjau Perkembangan Projek Konservasi Mangrove di Kampung Dumaring

Mei 2025, perwakilan manajemen PT Eagle High Plantations Tbk (EHP) bersama Aksenta sebagai tim pelaksana lapangan mengadakan kunjungan evaluasi terhadap progres proyek restorasi mangrove di Kampung Dumaring, Kalimantan Timur. Kunjungan ini bertujuan menilai efektivitas metode penanaman, percepatan pertumbuhan bibit, serta penguatan peran masyarakat dalam konservasi.

Program konservasi ini merupakan bagian dari komitmen EHP terhadap restorasi ekosistem dan meningkatkan nilai kawasan khusunya yang memiliki nilai konservasi tinggi.

Acara dimulai dengan paparan progres dari tim lapangan—jumlah bibit yang sudah ditanam, teknik perbaikan sedimen tanah untuk penanaman mangrove, pengendalian sedimentasi, dan tantangan dalam penanaman mangrove.

Dalam sambutannya, salah satu perwakilan EHP menyampaikan:

“Kami ingin memastikan bahwa pendekatan restorasi kami tidak hanya meningkatkan tutupan mangrove, tetapi juga berdampak positif dan dirasakan langsung oleh masyarakat.”

Didampingi oleh Aksenta dan KTH Dumaring, para peserta kemudian mengunjungi beberapa lokasi tanam, berinteraksi dengan kelompok masyarakat setempat, berdiskusi dengan Kepala Kampung dan mendiskusikan hal-hal terkait pendanaan lanjutan, patroli kawasan, serta peluang usaha berbasis ekowisata. Pada saat yang sama, perwakilan manajemen EHP juga melakukan penanaman bibit mangrove bersama dengan perwakilan masyarakat kampung Dumaring.

Kunjungan ini diharapkan memperkokoh sinergi antara PT EHP, pemerintah lokal, dan masyarakat kampung, guna memastikan keberlanjutan konservasi dan manfaat sosial-ekonomi bagi komunitas masyarakat di Kampung Dumaring.

Restorasi dan Rehabilitasi Mangrove Kampung Dumaring merupakan projek kolaborasi yang diinisiasi oleh EHP berkolaborasi dengan pemerintah daerah, LSM setempat, dan masyarakat desa Dumaring, diantaranya PT Gagas Dinamiga Aksenta (Aksenta) yang bertindak sebagai Pengelola dan Pelaksana Program, KPH Berau Pantai, Pemerintah Kampung Dumaring, dan Lembaga Pengelola Mangrove Dumaring. Per Desember 2024 telah dilakukan penanaman 180.000 bibit mangrove. Program restorasi dan rehabilitasi Mangrove Dumaring direncanakan akan berjalan jangka panjang, dengan fokus pada pencapaian 80% pertumbuhan kembali di atas lahan seluas 447 hektar di sepanjang garis pantai sepanjang 5 kilometer.

BERITA